Risiko Kematian Tinggi, Bagi Pria Yang Mengalami Insomnia


INSOMNIA tidak lagi disebut hanya gangguan tidur semata, tetapi sudah
ditasbihkan sebagai penyakit serius. Pada pria dengan insomnia, risiko
kematiannya bisa lebih tinggi empat kali lipat.

Insomnia dapat diartikan sebagai suatu keadaan seseorang mengalami
kesulitan untuk tidur atau tidak dapat tidur dengan nyenyak setiap
malamnya. Penyebab insomnia diantaranya karena rasa tertekan yang
dialami oleh pengalaman traumatis, penyakit berat, masalah emosional
dan fisik, serta faktor lingkungan seperti suhu, cahaya, dan
kebisingan juga dapat menyebabkan gangguan tidur.

Insomnia umumnya hanya berlangsung selama beberapa waktu dan terbagi
menjadi beberapa klasifikasi sesuai dengan berapa lama kondisi ini
dialami seseorang. Secara garis besar, insomnia dibagi atas Insomnia
Akut (Acute Insomnia) dan Insomnia Kronis (Chronic Insomnia). Insomnia
Akut berlangsung dalam waktu yang singkat, yaitu antara satu malam
sampai beberapa minggu.

Adapun Insomnia Kronis yaitu bila penderitanya mengalaminya selama
sedikitnya tiga malam dalam seminggu dan berlangsung selama satu bulan
atau lebih. Pada kebanyakan orang, insomnia sebenarnya tidak secara
langsung menyebabkan kematian. Namun, kurang tidur bisa memicu
gangguan kesehatan serius yang meningkatkan risiko kematian.

Penelitian terbaru selama 14 tahun menunjukkan, pria yang menderita
insomnia memiliki risiko kematian empat kali lipat lebih tinggi
daripada yang kebiasaan tidurnya normal selama minimal 6 jam sehari.
Bahkan, risiko akan bertambah lebih banyak yaitu lebih dari tujuh kali
lipat bagi penderita insomnia dengan diabetes atau tekanan darah
tinggi.

Tetapi baik pria maupun wanita dengan Insomnia akan menderita tekanan
darah tinggi, berisiko terkena diabetes, dan memiliki masalah
Neurokognitif seperti kehilangan daya ingat, konsentrasi yang buruk,
dan reaksi melambat dibandingkan orang yang jam tidurnya normal.

--
ECAZA

0 komentar: